Kabupaten Boyolali

Lambang resmi Kabupaten Boyolali
Lambang
Julukan: 
7°31′56″S 110°36′09″E / 7.5322°S 110.6025°E / -7.5322; 110.6025Negara IndonesiaProvinsiJawa TengahDasar hukumUU No. 13/1950Hari jadi5 Juni 1847 (umur 176)Ibu kotaBoyolaliJumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 22
  • Kelurahan: 267
Pemerintahan
 • BupatiSaid Hidayat • Wakil BupatiWahyu IrawanLuas
 • Total1.015,10 km2 (391,93 sq mi)Populasi
 (31 Desember 2023)[1]
 • Total1.103.855 • Kepadatan1,100/km2 (2,800/sq mi)Demografi
 • Agama
  • 1,55% Kekristenan
    • 1,16% Katolik
    • 0,39% Protestan
  • 0,18% Buddha
  • 0,16% Hindu
  • 0,01% Kepercayaan[1]
  •  • BahasaIndonesia, Jawa • IPMKenaikan 75,41 (2023)
     tinggi [2]Zona waktuUTC+07:00 (WIB)Kode posKode BPS
    3309
    Kode area telepon0276Pelat kendaraanADKode Kemendagri33.09 DAURp 1.064.047.626.000,- (2020)[3]Semboyan daerahBoyolali Tersenyum
    (Tertib, Elok, Rapi, Sehat, Nyaman untuk Masyarakat)Flora resmiMawar pagerFauna resmiSapi lokalSitus webwww.boyolali.go.id


    Kabupaten Boyolali (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦧꦺꦴꦪꦭꦭꦶ, Pegon: بويالالي, translit. Boyalali) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Boyolali. Kabupaten ini terletak sekitar 25 km sebelah barat Kota Surakarta. Pada akhir 2023, jumlah penduduk kabupaten Boyolali sebanyak 1.103.855 jiwa.[1][4][5]

    Kabupaten Boyolali berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan di utara; Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Surakarta di timur; Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta) di selatan; serta Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang di barat. Kabupaten ini termasuk kawasan Solo Raya.

    Sejarah

    Penyerbuan pasukan Pangeran Diponegoro oleh colonne Joseph le Bron de Vexela dekat Gawok (gambar oleh G. Kepper, 1900).

    Asal mula Nama Boyolali

    Menurut cerita serat Babad Pengging Serat Mataram, nama Boyolali tak disebutkan. Demikian juga pada masa Kerajaan Demak Bintoro maupun Kerajaan Pengging, nama Boyolali belum dikenal. Menurut legenda nama Boyolali berhubungan dengan ceritera Ki Ageng Pandan Arang (Bupati Semarang pada abad XVI). Alkisah, Ki Ageng Pandan Arang yang lebih dikenal dengan Tumenggung Notoprojo diramalkan oleh Sunan Kalijogo sebagai Wali penutup menggantikan Syeh Siti Jenar. Oleh Sunan Kalijogo, Ki Ageng Pandan Arang diutus untuk menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat (Klaten) untuk syiar agama Islam.

    Dalam perjalananannya dari Semarang menuju Tembayat Ki Ageng banyak menemui rintangan dan batu sandungan sebagai ujian. Ki Ageng berjalan cukup jauh meninggalkan anak dan istri ketika berada di sebuah hutan belantara dia dirampok oleh tiga orang yang mengira dia membawa harta benda ternyata dugaan itu keliru maka tempat inilah sekarang dikenal dengan nama Salatiga. Perjalanan diteruskan hingga sampailah disuatu tempat yang banyak pohon bambu kuning atau bambu Ampel dan tempat inilah sekarang dikenal dengan nama Ampel yang merupakan salah satu kecamatan di Boyolali. Dalam menempuh perjalanan yang jauh ini, Ki Ageng Pandan Arang semakin meninggalkan anak dan istri. Sambil menunggu mereka, Ki Ageng beristirahat di sebuah Batu Besar yang berada di tengah sungai.

    Dalam istirahatnya Ki Ageng berucap "Båyå wis lali wong iki" yang dalam bahasa indonesia artinya "Sudah lupakah orang ini". Dari kata "Båyå Wis Lali" maka jadilah nama Boyolali. Batu besar yang berada di Kali Pepe yang membelah kota Boyolali mungkinkah ini tempat beristirahat Ki Ageng Pandan Arang. Mungkin tak ada yang bisa menjawab dan sampai sekarang pun belum pernah ada meneliti tentang keberadaan batu ini. Demikian juga sebuah batu yang cukup besar yang berada di depan Pasar Sunggingan Boyolali, konon menurut masyarakat setempat batu ini dulu adalah tempat untuk beristirahat Nyi Ageng Pandan Arang. Dalam istirahatnya Nyi Ageng mengetuk-ngetukan tongkatnya di batu ini dan batu ini menjadi berlekuk-lekuk mirip sebuah dakon (mainan anak-anak tempo dulu). Karena batu ini mirip dakon, masyarakat disekitar Pasar Sunggingan menyebutnya mBah Dakon dan hingga sekarang batu ini dikeramatkan oleh penduduk dan merekapun tak ada yang berani mengusiknya.[butuh rujukan]

    Pemerintahan

    Bupati

    No. Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Wakil Bupati
    25 Muhammad Said Hidayat 2021 Petahana Wahyu Irawan

    Dewan Perwakilan

    Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Boyolali dalam tiga periode terakhir.

    Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
    2009–2014 2014–2019[6] 2019–2024[7]
    PKB 3 Penurunan 2 Steady 2
    Gerindra (baru) 0 Kenaikan 4 Penurunan 1
    PDI-P 14 Kenaikan 25 Kenaikan 35
    Golkar 8 Penurunan 6 Penurunan 4
    PKS 4 Steady 4 Penurunan 3
    PPP 1 Penurunan 0 Steady 0
    PAN 5 Penurunan 3 Penurunan 0
    Hanura (baru) 3 Penurunan 0 Steady 0
    Demokrat 6 Penurunan 1 Penurunan 0
    PKPB 1
    Jumlah Anggota 45 Steady 45 Steady 45
    Jumlah Partai 9 Penurunan 7 Penurunan 5


    Kecamatan

    Kabupaten Boyolali terdiri dari 22 kecamatan, 6 kelurahan, dan 261 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 989.776 jiwa dengan luas wilayah 1.008,45 km² dan sebaran penduduk 981 jiwa/km²[8][9]

    Pusat pemerintahan berada di kecamatan Boyolali. Di samping Boyolali, kecamatan lainnya yang cukup signifikan adalah Sambi Ampel, Banyudono, Sawit, Mojosongo, Simo, Karanggede, Andong, Musuk, Cepogo, dan Selo. Kawasan Ngemplak yang berbatasan langsung dengan Kota Surakarta, kini telah dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan Solo Raya ke arah barat.

    Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Boyolali, adalah sebagai berikut:

    Kemendagri Kecamatan Jumlah
    Kelurahan
    Jumlah
    Desa
    Status Daftar
    Desa/Kelurahan
    33.09.02 Ampel 10 Desa
    33.09.16 Andong 16 Desa
    33.09.09 Banyudono 15 Desa
    33.09.05 Boyolali 3 6 Desa
    Kelurahan
    33.09.03 Cepogo 15 Desa
    33.09.20 Gladagsari 10 Desa
    33.09.19 Juwangi 1 9 Desa
    Kelurahan
    33.09.14 Karanggede 16 Desa
    33.09.17 Kemusu 10 Desa
    33.09.15 Klego 13 Desa
    33.09.06 Mojosongo 2 11 Desa
    Kelurahan
    33.09.04 Musuk 10 Desa
    33.09.11 Ngemplak 12 Desa
    33.09.12 Nogosari 13 Desa
    33.09.10 Sambi 16 Desa
    33.09.08 Sawit 12 Desa
    33.09.01 Selo 10 Desa
    33.09.13 Simo 13 Desa
    33.09.21 Tamansari 10 Desa
    33.09.07 Teras 13 Desa
    33.09.22 Wonosamodro 10 Desa
    33.09.18 Wonosegoro 11 Desa
    TOTAL 6 261


    Bahasa

    Bahasa yang digunakan oleh penduduk di kabupaten Boyolali adalah Bahasa Jawa Surakarta yang dituturkan oleh seluruh masyarakat Boyalali. Selain itu, karena Kabupaten Boyalali masih termasuk wilayah inti dari kerajaan Kasunanan Surakarta maka berpengaruh juga dengan percakapan sehari-hari, yaitu dengan memperhatikan etika bahasa atau sering disebut unggah-ungguh, yaitu tingkat tingkat tutur krama madya dan krama inggil untuk menghormati lawan bicara, ciri khas aksen orang Boyolali terdengar medhok namun lembut seperti wayang Janoko dapat dikatakan pula sebagai dialek mataram yang halus. Meskipun tergolong sebagai pengguna bahasa jawa standar, sebenarnya banyak dialek yang digunakan masyarakat dalam komunikasi sehari-hari, sayangnya sampai saat ini belum ada gagasan untuk mengembangkannya ke dalam kamus bahasa Jawa.[butuh rujukan]

    Transportasi

    Wilayah Kabupaten Boyolali dilewati jalan nasional dan jalan tol yang menghubungkan Semarang-Surakarta. Jalur ini merupakan jalur yang berbukit-bukit, khususnya di utara kota kabupaten sampai kota kecamatan Ampel.

    Kabupaten Boyolali Juga terhubung Jalur Kereta Api Semarang - Solo (termasuk percabangan menuju Bandara Adi Soemarmo yang merupakan jalur kereta api yang melewati pinggir jalan tol Solo - Semarang ) dan Solo - Boyolali Kota. Untuk Stasiun yang masih aktif ialah Stasiun Telawa dan Stasiun Bandara Adi Soemarmo, untuk koridor Solo - Boyolali Kota ( Jalur Kereta Api Purwosari - Boyolali ) diperkirakan nonaktif pada masa kependudukan Jepang.

    Jalan nasional yang menghubungkan kota Boyolali dengan kota Klaten merupakan jalan yang menghubungkan Boyolali langsung ke Yogyakarta. Selain itu, terdapat jalan kabupaten yang menghubungkan Boyolali dengan kota Sragen lewat Kecamatan Karanggede dan yang menghubungkan Boyolali dengan Mungkid, Muntilan, dan Magelang melalui "Selo Pass" yang melintasi celah di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.

    Bandara Internasional Adisumarmo secara administratif masuk wilayah Kabupaten Boyolali dan dikelola oleh pemkot Surakarta.

    Pendidikan

    Pendidikan formal TK atau RA SD atau MI SMP atau MTs SMA atau MA SMK Perguruan tinggi Lainnya
    Negeri 4 603 67 21 9 0 0
    Swasta 509 215 70 28 28 2 9
    Total 513 818 137 49 37 2 9
    Data sekolah di Kabupaten Boyolali (2010/2011)
    Sumber: Data Pokok Pendidikan (DAPODIK)[10]


    Referensi

    1. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 13 Maret 2024. 
    2. ^ "Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.jateng.bps.go.id. Diakses tanggal 13 Maret 2024. 
    3. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 15 Juni 2021.  Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)
    4. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah, 2020". Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 14 April 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
    5. ^ "Kabupaten Boyolali Dalam Angka 2021" (pdf). www.boyolalikab.bps.go.id. hlm. 8, 54, 125. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-16. Diakses tanggal 15 Juni 2021. 
    6. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Boyolali 2014-2019
    7. ^ Ajiyanto, Ragil. "PDIP Raih 35 Kursi DPRD Boyolali, Kursi PAN dan Demokrat Hilang". detiknews. Diakses tanggal 2020-07-03. 
    8. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
    9. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
    10. ^ ["Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Kabupaten Boyolali (2010/2011)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-02-18. Diakses tanggal 2011-02-26.  Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Kabupaten Boyolali (2010/2011)]

    Pranala luar

    Pengawasan otoritas Sunting ini di Wikidata
    • MusicBrainz area