John Ruggie
John Ruggie | |
---|---|
Ruggie berbicara pada Forum on Business and Human Rights di Jenewa, Desember 2012 | |
Lahir | John Gerard Ruggie (1944-10-18)18 Oktober 1944 Graz, Austria |
Meninggal | 16 September 2021(2021-09-16) (umur 76)[1] |
Almamater | Universitas McMaster (M.A.) Universitas California, Berkeley (Ph.D.) |
Suami/istri | Mary Ruggie[1] |
Karier ilmiah | |
Bidang | Ilmu politik Hak asasi manusia Hubungan internasional |
Institusi | Universitas Harvard |
John Gerard Ruggie (18 Oktober 1944 – 16 September 2021) adalah seorang ilmuwan hukum dan hubungan internasional Amerika Serikat kelahiran Austria. Ia terkenal atas perannya melahirkan Prinsip Pemandu PBB mengenai Bisnis dan Hak Asasi Manusia (United Nations Guiding Principles on Business and Human Rights, dikenal pula sebagai Ruggie Principles) sebagai Pelapor Khusus PBB mengenai Bisnis dan Hak Asasi Manusia. Ia mengajar di Universitas Harvard.[2]
Karier
Ruggie secara luas dianggap sebagai salah satu ilmuwan politik paling berpengaruh dalam masanya. Ia memperkenalkan konsep rezim internasional dan komunitas epistemik ke bidang hubungan internasional; menggunakan istilah "liberalisme tertanam" Karl Polanyi untuk menjelaskan sistem ekonomi internasional pasca-Perang Dunia II di negara-negara kapitalis; dan menyumbang pendekatan konstruktivis dalam teori hubungan internasional yang ikut mempertimbangkan peran norma, ide, dan identitas dalam menentukan arus internasional. Survei majalah Foreign Policy menempatkan Ruggie dalam daftar 25 pakar hubungan internasional paling berpengaruh di Amerika Serikat dan Kanada.[2]
Lihat pula
- Teori hubungan internasional
- Konstruktivisme
Referensi
- ^ a b https://shiftproject.org/in-memory-of-john-g-ruggie/
- ^ a b "Faculty page". Harvard Kennedy School. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-11. Diakses tanggal 17 August 2014.
Pranala luar
- John Ruggie's personal website
- l
- b
- s
- Burundi (Fatsah Ouguergouz)
- Kamboja (Surya Prasad Subedi)
- Haiti (Michel Forst)
- Myanmar (Tomas Ojea Quintana)
- Korea Utara (Marzuki Darusman)
- Palestina (Makarim Wibisono)
- Somalia (Shamsul Bari)
- Sudan (Mohamed Chande Othman)
- Iran (Ahmed Shaheed)
- Adequate Housing (Raquel Rolnik)
- Contemporary Forms of Slavery (Gulnara Shahinian)
- Cultural Rights (Farida Shaheed)
- Democratic and Equitable International Order (Alfred-Maurice de Zayas)
- Education (Kishore Singh)
- Effects of Economic Reform Policies and Foreign Debt on Human Rights (Cephas Lumina)
- Extrajudicial, Summary or Arbitrary Executions (Christof Heyns)
- Right to Food (Olivier De Schutter)
- Freedom of Peaceful Assembly and Association (Maina Kiai)
- Freedom of Opinion and Expression (David Kaye)
- Freedom of Religion or Belief (Heiner Bielefeldt)
- Human Rights Defenders (Margaret Sekaggya)
- Independence of Judges and Lawyers (Gabriela Carina Knaul de Albuquerque e Silva)
- Minority Issues (Rita Izsak)
- Physical and Mental Health (Anand Grover)
- Protecting Human Rights while Countering Terrorism (Ben Emmerson)
- Racism, Racial Discrimination, Xenophobia and Related Intolerance (Githu Muigai)
- Sale of Children, Child Prostitution and Child Pornography (Najat M’jid Maala)
- Torture (Juan E. Méndez)
- Trafficking in Persons (Joy Ngozi Ezeilo)
- Violence against Women (Rashida Manjoo)
- Human Rights and Access to Safe Drinking water and Sanitation (Catarina de Albuquerque)
- Human Rights and International Solidarity (Rudi Muhammad Rizki)
- Human Rights and the Illicit Movement of Toxic Waste (Calin Georgescu)
- Human Rights and Transnational Corporations and other Business Enterprises (John Ruggie)
- Human Rights of Indigenous People (James Anaya)
- Human Rights of Internally Displaced Persons (Chaloka Beyani)
- Human Rights of Migrants (François Crépeau)
- Human Rights and the Environment